Beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan hangat dengan beberapa teman di sini, tentang konflik
Israel/Israil dan Palestina. Sesuatu hal yang wajar jika kita membela
dan berada di salah satu fihak yang bertikai, dan itu biasanya berkaitan
dengan sesuatu yang sangat emosional, yaitu kedekatan agama dan
keyakinan. Tapi saya berharap kita tetap berada dalam sebuah jalur yang
benar, jujur dan berimbang dalam melihat dengan seimbang, terukur dan adil dalam melihat konflik yang tak berkesudahan ini.
Bangsa
Yahudi sering kali menggunakan istilah sebagai “bangsa terpilih”, yang
berarti juga sebagai sebuah bangsa yang paling disayang, terkadang
istilah sebagai “bangsa terpilih” ini begitu menganggu pikiran saya,
jika memang ada sebuah bangsa yang terpilih berarti harus ada bangsa
yang tidak terpilih, begitu juga ada bangsa yang tidak disayang, logika
yang sederhana dan berbalik seimbang. Tapi pertanyaannya, apakah Tuhan
memiliki sifat seperti itu, sifat yang hanya di miliki oleh manusia
seperti kita, sifat dasar sebagai manusia? sama seperti saya.
Dogma/Logika ini tentu sulit saya mengerti, tapi untuk beberapa hal saya
biarkan saja mereka (Yahudi) untuk meyakini dan memahami apa yang
mereka yakini.
Bani Israel/Israil pasca eksodus dari negeri Mesir. (sudut pandang study Islamic Archaeologi)
Salah
satu tujuan penting hijrahnya bangsa bani Israel/Israil adalah tentang
pengenapan janji Tuhan kepada mereka, tentang sebuah tanah yang telah di
janjikan bagi mereka, yaitu bumi Palestina. Wilayah – wilayah ini pada
mulanya di kuasai raja – raja Filishtin/ raja bangsa Palestina. Oleh
karena itu Al-Qur’an menggunakan kata kerja “mewarisi” untuk penyebutan
pengambilalihan bani Israel/Israil atas tanah suci ini (Palestina).
Al-Qur’an
juga menyebut bahwa tanah yang diwarisi buat mereka (Yahudi) hanyalah
bagian timur dan baratnya saja (Ini berbeda dengan realita sekarang).
Dalam sebuah dialog yang tercatat :
“
… ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, … Hai kaumku, masuklah
ke tanah suci (Palestina) yang telah di tentukan Allah bagimu, dan
janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh) dan
menjadikan kamu menjadi orang – orang merugi”
“Mereka
berkata,” Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri ini ada orang – orang
gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali – kali tidak akan memasukinya
sebelum mereka keluar dari padanya, jika mereka keluar dari padanya,
pasti kami akan memasukinya,”
Dalam dialog ini jelas, bahwa klaim bangsa Yahudi bahwa tanah palestina adalah tanah tak bertuan dan tak memiliki penguasa gugur atas sebuah realita sejarah. Dan sejarah pun mencatat pada masa Musa, rakyat Israil hidup terlunta – lunta karena mereka tidak berani memasuki bumi (Palestina) ini.
Sampai
datangnya nabi Daud a.s yang memerangi bangsa Filishtin dan membunuh
raja mereka. Daud lalu mendirikan kerajaan Yahudi di atas tanah
Palestina untuk pertama kalinya dalam sejarah perjalanan bangsa
Israel/Israil setelah hidup terlunta – lunta di bumi ini, maka genaplah
janji Tuhan bagi mereka pada masa itu.
Puncak kejayaan bangsa ini terjadi pada masa nabi Sulaiman a.s. Kerajaan
Yahudi membentang luas, tapi sayangnya setelah kematian Sulaiman,
bangsa Yahudi terpecah belah dan membuat kerajaan mereka terpecah
menjadi dua. Satu di utara dan satu lagi di selatan. Penyebab perpecahan
mereka ialah sepuluh dari dua belas suku memberontak kepada raja
penganti yang berasal dari keluarga Sulaiman dan mereka mendirikan
kerajaan di utara dengan nama Israel.
Dalam
muqadimah kitab raja – raja disebutkan pada tahun 722 SM, bangsa
Assiria menyerang kerajaan Israil di bagian utara dan menghancurkannya.
Lalu di ikuti 130 tahun sesudahnya, bangsa Babilonia menghancurkan kerajaan Israil(Yahudza) di selatan.
Hampir
di semua buku – buku sejarah sepakat bahwa setelah kehancuran pertama
(1) Israel sebagai sebuah Kerajaan/ Negara tak pernah lagi ada kerajaan
atau negara yahudi yang berdiri kecuali baru pada tahun 1948 M di bumi
Palestina ini.
Masa pembuangan/ diaspora
Setelah
hancurnya kerajaan mereka di tangan Babilonia, bangsa Yahudi di usir
dari bumi ini, mereka di jadikan budak di negeri - negeri Babilonia.
Setelah Babilonia hancur oleh kerajaan Persia barulah kaum Yahudi ini di
ijinkan kembali tinggal di negeri Palestina.
Masa
pun berganti, tanah Palestina ini berada di bawah kekuasaan bangsa
Romawi, kali ini bangsa Yahudi kembali terusir akibat pemberontakan yang
gagal untuk mendapatkan otonomi dan kekuasaan di Palestina. Raja Romawi
akhirnya menghancurkan haikal (rumah ibadah) mereka dan mengusir mereka
keluar dari tanah Palestina dan itu terjadi pada tahun 70 M, dan pada
tahun 135 M seluruh sisa – sisa sejarah mereka di hapuskan sama sekali
di bumi Palestina ini. Dan mereka mulai hidup “bergentanyang” di muka bumi selama ribuan tahun.
4 mitos Zionism untuk klaim atas tanah Palestina
Kaum
Yahudi yang hidup dalam pengasingan meyadari bahwa mereka harus kembali
lagi ke tanah yang telah di janjikan untuk mereka. Janji tentang tanah
dan kaum yang terpilih “berdengung” keras di hati, jiwa dan pikiran
mereka. Mereka butuh sebuah negara, sebuah wilayah yang berada di bawah
kekuasaan mereka, yang akan melindungi mereka, dan mereka akan aman di
dalamnya, inilah mimpi – mimpi yang di suarakan oleh kaum Zionism.
Theodore
Herzl, sebagai salah satu bapak Zionism terus mengkampanyekan tentang
tanah yang telah di janjikan ini, padahal di dalam benak kaum Yahudi
pada saat itu mereka tidak lagi menginginkan kembali ke tanah Palestina
karena sudah hidup dengan damai dan makmur di negara – negara Eropa.
Zionismlah yang akhirnya membentuk
sebuah kesadaran baru tentang pentingnya sebuah negara Yahudi, negara
yang akan melindungi dan menjaga mereka. Empat mitos dasar Zionism yang kemudian membentuk kesadaran semua orang tentang pentingnya masyarakat Yahudi tentang zionism.
Pertama
(1) adalah tentang “sebuah negeri tanpa bangsa, untuk bangsa tanpa
negeri”. Mitos ini secara licik telah di gunakan oleh orang – orang
zionism awal untuk menyebarkan friksi bahwa Palestina merupakan sebuah
tempat kosong, terpencil, tandus dan jauh dari keadaan yang siap untuk
di tempati. Klaim ini dengan cepat diikuti oleh penolakan adanya
identitas, kebangsaan dan kepemilikan absah bangsa Palestina pada negeri
yang di dalamnya bangsa Palestina telah tinggal sepanjang sejarah,
bahkan sebelum bangsa Yahudi datang ke negeri ini.
Kedua
(2) adalah mitos tentang demokrasi Israel. Cerita – cerita surat kabar
dan referensi televisi yang tak terhitung jumlahnya tentang negara
Israel di ikuti oleh penegasan bahwa Israel merupakan satu – satunya
demokrasi sejati di Timur dekat. Dalam kenyataannya, Israel tidak lebih
baik dari negara Apartheid di belahan Afrika. Kebebasan sipil yang
merupakan proses wajib dan hak hak asasi secara hukum menolak mereka
yang tidak memenuhi kreriteria rasial dan keagamaan.
Mitos
ketiga (3) adalah bahwa “keamanan” sebagai kekuatan penggerak
kebijaksanaan luar negeri Israel. Orang – orang Zionis mempertahankan
bahwa negaranya harus menjadi kekuatan militer terbesar keempat di
dunia. Sebab Israel “dipaksa” untuk “mempertahankan dirinya” melawan ancaman besar dari negara – negara Arab di sekitarnya.
Mitos
keempat (4) zionism sebagai pewaris moral dan korban – korban
Holocaust. Mitos ini merupakan yang paling tersebar dan mendalam dari
mitos – mitos tentang zionism. Para idiolog zionism telah membungkus
diri mereka dengan kain kafan kolektif dari enam juta (silahkan lihat dibuku THE HOLOCAUST INDUSTRI, NORMAN G. FINKELSTEIN, di
buku ini Norman menelanjangi tentang kebusukan dan pemerasan yang di
lakukan oleh organisasi Yahudi dalam memeras para bank – bank di Eropa
atas nama HOLOCAUST, di dalam buku ini Norma juga menolak klaim 6 juta
yang terbunuh atas penelitian yang di lakukannya terhadap keberadaan
kamp konstentrasi dalam melakukan pembersihan etnis) Yahudi yang menjadi korban pembunuhan massal Nazi.
Israel/Israil masa kini
Rabbi
Fischam mengatakan pada komite penyelidikan khusus PBB pada tanggal 9
Juli 1947, dengan sombongnya ia mengatakan bahwa tanah yang di janjikan
Tuhan membentang dari sungai Mesir sampai sungai Eufrat, berarti itu
meliputi Suriah, Lebanon dan Jordania. Pada buku harian Thedore Herzl
pada volume II halaman 711 menyebutkan bahwa tanah Israel/Israil
membentang dari hulu Nil sampai ke Eufrat.
Ideologi dan paham inilah yang akhirnya menyeret sebuah perang panjang antara Yahudi dan negara
– negara Arab di sekitarnya. Dan sampai detik ini pun negara – negara
Arab tidak mengakui klaim sepihak dan rasis oleh bangsa Yahudi ini.
Beberapa
bulan yang lalu, pemimpin Israel mengatakan dalam sebuah forum di
Israel bahwa mimpi mereka mewujudkan Israel raya telah mati oleh
kenyataan dan realita, mimpi Israel Raya yang membentang seperti yang di
dengungkan oleh para bapak pendiri negeri ini telah terhancur dan pecah
dan berhamburan bagai buih di lautan. Tak ada lagi Israel Raya seperti
dahulu, ujar salah satu pemimpin mereka dengan tertunduk.
Israel
kini menghadapi kenyataan pahit yang belum pernah mereka alami, dunia
kini mulai sadar tentang kejahatan, pembunuhan, kekejaman, kebohongan, teror dan dusta yang dibangun oleh pemerintah mereka.
Kedigdayaan militer mereka pun akhirnya ambruk ketika mereka harus mengakui kalah dalam perang di Libanon/HIzbullah (2006) dan Di Gaza/Hammas
(2009-2010). Israel sebagai kekuatan militer di timur tengah pun
terancam dengan hadirnya kekuatan militer Iran yang mulai menunjukkan
taringnya, apalagi Iran berkali – kali melakukan ujicoba missil yang
mampu menerjang wilayah Israel. Apalagi Iran kini mulai menunjukkan
sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir.
“Musim semi”
di semenanjung Arab telah menjatuhkan pemimpin mereka yang zalim, yang
selama ini menghambakan diri mereka kepada Amerika/Israel. Tak di
pungkiri lagi, masa depan negara – negara Arab mulai berubah seiring detak jam sejarah. Raja – raja di negeri Arab mulai mencemaskan revolusi ini akan menghantam singgasana
mereka. Dan Israel paham benar bahwa sebagian besar pemimpin Arab yang
mulai tersisa hanya lah menunggu waktu untuk di jatuhkan oleh rakyat
mereka.
Tafsir ayat – ayat surat Al-isra tentang kehancuran Israel
Peristiwa
kejatuhan bangsa Yahudi sudah berlalu kurang lebih selama 500 tahun
ketika di tanah Arab turun rasul bernama Muhammad, sehingga wajar
apabila sebagian bangsa Arab pada saat itu melupakan bahwa di bumi ini
(Palestina) pernah tinggal (Bukan pemilik) satu bangsa yang bernama
Yahudi.
Pandangan
para mufasirin tentang tafsir sejarah berpendapat bahwa bangsa Yahudi
tidak pernah terwujud (negara) keberadaan mereka di tanah Al-Quds
setelah kaisar Romawi, Hadrian menghancurkan haikal dan mengusir mereka
dari tanah Palestina.
Ini adalah salah satu surat Al-Isra yang mengabarkan tentang hancurnya bangsa Yahudi (kembali) ini di bumi Palestina.
“Dan
telah kami tetapkan kepada bani Israil di dalam kitab (Taurat),
sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di bumi (Palestina) dua (2)
kali, dan sesungguhnya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan
yang besar.” (Al-Isra 4)
“Maka apabila telah tiba janji pembalasan (atas kejahatan) untuk kali pertama (1) (lihat tulisan saya di bagian Bani Israel/Israil pasca eksodus dari negeri Mesir & masa pembuangan)
dari dua (2) janji pembalasan. Kami datangkan kepadamu hamba – hamba
kami yang tangguh dan hebat serangannya, lalu mereka menjelajah di
segala penjuru. (Dan peringatan ini) adalah sebuah janji yang pasti di
tunaikan.” (Al-Isra 5)
“Kemudian kami bangkitkan lagi kepadamu kekuasaan dari mereka (yang pernah mengalahkanmu) (lihat tulisan saya di bagian Israel/Israil masa kini), dan
kami membantu mu dengan harta dan kekayaan dan anak – anak lelaki yang
banyak. Serta kami jadikan kamu kaum yang banyak pasukannya.” (Al-Isra 6)
Setelah
1800 tahun berlalu, tak terlintas sedikit pun dari kalangan mufassirin
terdahulu, bahwa bangsa Yahudi akan kembali berkuasa di bumi Palestina
untuk kedua (2) (lihat surat Al-Isra 4,5) kalinya. Dan
itu adalah hal yang wajar, bukankah pada masa itu khilafah Umayyah,
Abbassiyah dan Ustaminayyah sangat kokoh dan luas wilayahnya.
Tafsir analitik
“Dan
kami telah tetapkan dari bani Israil, yang di maksud dengan kaum bani
Israil berdasarkan Al- Qur’an dalam surat Ali Imran 93, Maryam 58 adalah
anak dari keturunan Nabi Ya’qub. Dalam surat Al- Isra ayat 5 telah di
sebutkan bahwa untuk pertama (1) kalinya bangsa Yahudi terwujudnya
sebagai sebuah bangsa/negara di hukum oleh Tuhan akibat kedurhakaan,
kesombongan, kejahatan dan penyelewengan mereka. Kerajaan mereka di
hancurkan oleh Tuhan dengan menggunakan tangan dari bangsa Assiria dan
Babilonia.
Hari ini, bangsa Yahudi di takdirkan kembali ke tanah
Palestina dan mereka berwujud sebagai sebuah bangsa/negara. Kelakuan
mereka pun tak ubahnya seperti kelakuan ennek moyang mereka. Mereka
melakukan pengusiran, pembunuhan, teror dan kejahatan – kejahatan
lainnya secara terbuka. Atas nama Tuhan mereka melakukan kejahatan/teror yang telah melanggar nilai – nilai kemanusiaan.
Peperangan demi peperang telah mereka lakukan demi sebuah impian Israel raya, kini setelah “tangan – tangan mereka lumpuh” oleh
kenyataan yang ada, mereka tidak lagi memiliki keberanian untuk
berperang atau menyerang negeri – negeri tetangga mereka demi sebuah
klaim atas tanah yang di janjikan.
Tapi
kejahatan mereka terhadap bangsa Palestina masih berlanjut, anak – anak
Palestina mendekam di penjara dengan kondisi yang sangat mengkuatirkan,
hak – hak dan keselamatan harga diri mereka terancam oleh sistem
penjara Israel yang tidak memperbolehkan tawanan di jenguk oleh pihak
keluarga mau pun dari lembaga amnesti internasional.
Israel
telah mengambil paksa tanah miliki bangsa Palestina dengan pembunuhan,
teror dan kejahatan lainnya, yang membuat anak – anak Palestina hidup
dalam pengasingan dan tenda – tenda darurat. Mereka tidak dapat kembali
ke tanah mereka.
Kejahatan
Israel lainnya adalah memblokade sepihak atas Gaza dengan klaim mereka
yang di tolak oleh masyarakat Internasional, hanya Amerika dan Israel
saja yang memiliki logika yang sama tentang yang namanya “pembunuhan”
secara ekonomi dan sosial atas masyarakat Gaza. Dan mereka meyakininya
sebagai sebuah “hukuman” yang setimpal karena rakyat Gaza memilih Hamas
sebagai pelindung mereka, buka Fattah atau pun Amerika.
Israel
tidak lagi kuat seperti dulu, satu persatu negara – negara bangsa mulai
sadar jika mereka selama ini di butakan oleh kampanye media yang
dilakukan oleh pemerintahan Israel dan media massa yang menyembah kepada
kepentingan Israel dalam menutupi “kejahatan politik dan kemanusiaan”
yang selama di lakukan oleh bangsa Israel ini.
“Maka
apabila tiba janji hukuman yang terakhir (kami akan datangkan musuh –
musuhmu) supaya mereka memuramkan mukamu.” (Al-Isra 7)
“Maka
apabila telah datang janji hukuman yang terakhir, kami akan
mendatangkan kalian dalam keadaan bercampur baur.” (Al-Isra 104)
Setelah
kehancuran bangsa Yahudi oleh Babilonia, baru sekarang bangsa Yahudi
terwujud sebagai sebuah negara. Saat ini bangsa Yahudi sekarang tidak
lagi murni seperti nenek moyang mereka terdahulu. Para pakar geologi
berpendapat bahwa 90 % Yahudi sekarang bukan berasal dari keturunan bani
Israil, mereka hanyalah bangsa yang menganut agama Yahudi. Orang Yahudi
pun mengakui bahwa sebanyak sepuluh (10) cabang keturunan mereka telah
hilang, yaitu Raubin, Syam’un, Zabulun, Yasakir, Dan, Jad, Isyir,
Naftali, Afrayim dan Mansi.
“Maka apabila telah tiba janji pembalasan (atas kejahatan) untuk kali pertama (1) (lihat tulisan saya di bagian Bani Israel/Israil pasca eksodus dari negeri Mesir & masa pembuangan)
dari dua (2) janji pembalasan. Kami datangkan kepadamu hamba – hamba
kami yang tangguh dan hebat serangannya, lalu mereka menjelajah di
segala penjuru. (Dan peringatan ini) adalah sebuah janji yang pasti di
tunaikan.” (Al-Isra 5)
Ayat
ini bercerita tentang akan jatuhnya hukuman kedua kalinya untuk bangsa
Yahudi dalam wujudnya sebagai sebuah bangsa/Negara, sebagaimana yang
pertama kali mereka mendapatkan hukuman setelah wafatnya nabi Sulaiman.
Wahai bani Israil, bersiaplah menunggu hukuman (Kehancuran) kedua (2) bagi kalian
Dalam
sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Jihad di
sebutkan … “ Wahai Ibnu Hawwalah, jika kamu telah melihat kekalifahan
telah turun di tanah suci (Palestina) berarti telah dekat terjadinya
huruhara, prahara dan perkara – perkara besar …”
Ini
adalah dalil yang menunjjukkan bahwa kekilafahan turun kembali setelah
hilang dari muka bumi. Dalam sejaran khilafah pertama bermula di
Madinah, lalu ke Kufah, berjalan menuju Damascus, berpindah ke Bagdad
dan berdiri megah di Istanbul. Dan kelak akan turun sekali lagi di
Baitul Maqdis (Palestina) dan ini sesuai dengan sejarah bahwa
kekilafahan belum pernah sekalipun berpusat di Palestina.
“Mereka
berada di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis” sesuai dengan
hadist nabi Muhammad SAW (saya lupa perawinya) kekalifahan berawal di
Madinah dan akan berakhir di Baitul Maqdis.
Wallahul muwaffiq
Sumber tulisan
- Dr Bassam Nahad Jarrar, Zawal Israil 2022M nubuat qur’aniyyat an shodat raqniyyat
- Dr Louay Fatoohi, Prof Shetha Al-Dargazelli, History testifies to the infillibility of the Qur’an
- Norman G. Finkelstein, The Holocuast Industry
- Raplh Schoenmman, The Hidden history of Zionism
- Al- Quran
- Al-Kitab (Lembaga Alkitan Indonesia 2011)
Sumber : Kompasiana
0 komentar:
Posting Komentar