Selasa, 13 November 2012

7 Sinyal Bahaya bagi Apple

Apple memang masih berada di posisi puncak industri teknologi. Namun ancaman dari rival yang semakin menguat tampaknya harus membuat mereka waspada.

Ya, belakangan ini muncul beberapa sinyal bahaya untuk Apple. Jika tidak mengantisipasi sinyal ini, boleh jadi di masa depan Apple akan sedikit sempoyongan.

Berikut beberapa alarm bahaya yang dinilai perlu diwaspadai Apple, seperti dikutip detikINET dari HuffingtonPost, Selasa (13/11/2012).

1. Belum ada lagi gadget revolusioner

Apple dikenal cukup sering merevolusi industri teknologi. Dimulai dari kedatangan pemutar musik iPod, iPhone sampai komputer tablet iPad.

Namun, produk terakhir revolusioner mereka adalah iPad yang keluar pada tahun 2010. Sejak saat itu, Apple hanya sekadar menambah fitur gadgetnya yang sudah eksis dan tidak ada lagi penambahan lini produk baru.

Apple TV yang banyak dirumorkan pun tidak juga hadir. Muncul pertanyaan dari beberapa pihak, apakah Apple sudah kekurangan ide inovatif?

2. Kekalahan iPhone

Sejak pertama kali diluncurkan, iPhone selalu menjadi merek smartphone terpopuler dengan penjualan terbanyak. Namun kini, iPhone tidak lagi menyandang status tersebut.

Galaxy S III dari Samsung berhasil menjungkalkan iPhone 4S dengan penjualan 18 juta unit dibanding 16,2 juta unit pada kuartal 3 2012. Ini adalah pertama kalinya versi iPhone tidak menempati posisi pertama.

Memang kedatangan iPhone 5 dinilai akan kembali membuat Apple bertahta. Namun tetap saja iPhone kini menghadapi persaingan yang sangat berat.

3. Penurunan pangsa pasar iPad

Sama seperti iPhone, iPad adalah raja di segmen komputer tablet. Sayangnya, gempuran kompetitor membuat dominasi iPad perlahan tapi pasti terkikis.

Data terbaru menunjukkan market share iPad di kuartal III 2012 mencapai 50%. Turun dari kuartal sebelumnya yang mencapai 65,5%.

Gempuran pasukan Android murah yang dimotori Amazon, Samsung dan juga Google sendiri tampaknya memang menghadirkan persaingan yang signifikan bagi iPad.

4. Loyalitas pengguna iPhone menurun

Penggemar Apple dikenal loyal dengan sebutan Apple fanboy. Namun belakangan, kesetiaan mereka agaknya tidak lagi seperti dulu.

Penelitian dari Strategy Analytics menyebutkan loyalitas pengguna Apple sedikit menurun. Tahun 2012 ini, 'hanya' 88% pengguna iPhone yang memastikan akan kembali membeli iPhone. Turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 93%.

Memang ditilik dari angkanya, kesetiaan pengguna iPhone masih sangat tinggi. Namun jika Apple tidak berinovasi, bisa jadi mereka akan semakin ditinggalkan.

5. Harga kemahalan dibanding pesaing

Apple memang hampir selalu menjual barang dengan harga premium. Contohnya saja iPad Mini dibanderol mulai USD 329.

Masalahnya, para rival dengan nama besar menawarkan tablet sejenis dengan harga yang jauh lebih murah. Seperti Amazon, Barnes & Noble serta Google menjual tablet 7 inch kurang dari USD 200.

Bisa jadi faktor harga ini pada akhirnya membuat sebagian konsumen memalingkan diri dari produk Apple dan beralih ke produk pesaing.

6. Digempur di China

China adalah salah satu pasar ponsel yang paling menggiurkan mengingat penduduknya yang begitu banyak. Sayangnya dalam laporan terbaru, Apple keluar dari posisi 5 besar produsen smartphone terbesar di sana.

Di posisi pertama adalah rival beratnya, Samsung. Diikuti oleh para vendor lokal yang semakin diminati pasar.

Apple dinilai patut waspada terhadap tren ini. Sebab, China diprediksi akan segera melampaui Amerika Serikat sebagai pasar smartphone terbesar di dunia.

7. Harga saham menurun

Bulan Agustus, saham Apple mencetak rekor harga baru. Saham mereka tembus USD 682,07 per lembar sebelum berakhir di USD 675,48 per saham.

Namun sejak saat itu, harga saham perusahaan terbesar di dunia ini menunjukkan kecenderungan menurun. Bahkan bulan November ini sempat menyentuh titik terendah dengan harga sekitar USD 582.

Investor rupanya cukup cemas dengan perkembangan Apple. Seperti menurunnya market share iPad dan paksaan mundur terhadap Scott Forstall, salah satu eksekutif kunci terkait buruknya Apple Maps.


Sumber : http://inet.detik.com

 




0 komentar:

Posting Komentar